29 Maret 2025 – Liga Premier India ke-18 telah dimulai dengan cara yang spektakuler, menghadirkan pertandingan dengan skor tinggi dan penampilan batting yang mengesankan. Meskipun belum sepenuhnya menyamai pembukaan yang eksplosif pada tahun 2008 ketika Brendon McCullum mencetak 158 run tak terkalahkan untuk Kolkata Knight Riders, turnamen tersebut telah menyaksikan rata-rata 208,7 run per inning dalam lima pertandingan pertama—jauh lebih tinggi dari 152 pada tahun 2008.
Dalam beberapa tahun terakhir, tingkat skor terus meningkat, dari rata-rata 165 run per inning pada tahun 2022 menjadi 173 pada tahun 2023 dan 175,5 pada tahun 2024. Tanda-tanda awal menunjukkan tahun 2025 akan melanjutkan tren kenaikan ini.
Beberapa faktor telah berkontribusi terhadap peningkatan skor ini. Pertama, persiapan lapangan semakin mendukung batting. Kedua, penggunaan "pertandingan" berbasis data telah memungkinkan pemukul untuk menargetkan bowler tertentu dengan lebih efektif. Ketiga, perluasan tim dari delapan menjadi sepuluh pada tahun 2022 bisa dibilang telah mengencerkan bakat bowling, karena permintaan pemain India yang berkualitas telah melampaui pasokan. Terakhir, pengenalan aturan pemain yang berpengaruh pada tahun 2023 telah memberikan keunggulan ekstra bagi tim, yang memungkinkan mereka untuk mengganti bowler atau batter spesialis di tengah permainan.
Contoh sempurna dari pengaruh pemain yang berpengaruh muncul pada pertandingan keempat ketika Ashutosh Sharma dimasukkan sebagai pemain pengganti Delhi Capitals. Dengan timnya yang kesulitan pada skor 65 untuk lima, ia membentuk kemitraan gawang ketujuh yang penting dan terus melaju dengan mencetak 66 dari 31 bola. Enam over terakhirnya mengamankan kemenangan dramatis, yang menunjukkan bagaimana aturan tersebut dapat menciptakan pahlawan yang tak terduga.
Inovasi konstan IPL juga meluas ke perubahan aturan. Larangan air liur pada pengilap bola—diperkenalkan pada tahun 2020—telah dicabut, yang menawarkan sedikit kelegaan bagi para bowler. Selain itu, aturan baru memungkinkan para bowler untuk meminta bola baru setelah over ke-10 dari inning kedua, yang membantu menangkal efek embun.
Selain aksi di lapangan, IPL terus tumbuh secara komersial. Bank investasi Houlihan Lokey memperkirakan nilai merek liga pada tahun 2024 sebesar $3,4 miliar—naik $1,6 miliar sejak tahun 2022—menjadikannya liga olahraga paling berharga kedua secara global setelah NFL. Pertumbuhan ini diharapkan akan terus berlanjut pada tahun 2025, didorong oleh peningkatan kesepakatan sponsor dan hak media yang sedang berkembang pesat.
Edisi tahun 2025 disiarkan untuk pertama kalinya di JioStar, entitas hasil penggabungan Star India dan Viacom18. Cakupan JioStar yang luas mencakup 24 platform, termasuk JioHotstar, dan memperoleh kenaikan tarif iklan sebesar 10 persen dibandingkan dengan tahun 2024. Tanpa adanya persaingan dari acara global besar seperti Piala Dunia T20 atau Olimpiade, pengiklan mengarahkan pengeluaran besar-besaran ke IPL.
Pendapatan sponsor tim juga melonjak, diperkirakan naik 20 persen dibandingkan tahun 2024. Kesepakatan Mumbai Indians yang memecahkan rekor dengan Lauritz Knudsen untuk sponsor bagian depan kaus menyoroti kekuatan komersial waralaba IPL yang terus tumbuh. Selain kaus, tim telah mendapatkan banyak sponsor di berbagai bagian perlengkapan dan lingkungan bermain mereka.
IPL telah memantapkan dirinya sebagai kekuatan dominan dalam kriket, memadukan olahraga, hiburan, dan bisnis menjadi merek global yang kuat. Hal ini telah memacu kebangkitan kriket waralaba di seluruh dunia sekaligus menghasilkan manfaat ekonomi yang signifikan di India baik di tingkat lokal maupun nasional. Lebih dari sekadar turnamen, IPL sekarang menjadi bagian integral dari budaya India, dan pertumbuhannya tidak menunjukkan tanda-tanda melambat—jika ada, justru semakin cepat.