- Topik diskusi selama sesi utama kedua dari Simposium Hajj Besar ke-48 adalah "Jurisprudence of concessions and its Impact on Facilitating the Hajj Ritual."
Sheikh Dr. Jibril bin Muhammad Al-Busaili, anggota Dewan Ilmuwan Senior, memimpin pertemuan itu, dan peserta termasuk Sheikh Muhammad Anwar Iskandar, Sheikh Asghar Ali, Dr. Sami Al-Suqair, dan Dr. Yusuf bin Saeed.
- Sesi berfokus pada konsep konsesi di Hajj, termasuk pengecualian dan kemungkinan untuk menggabungkan ritual seperti Ihram, Tawaf, Saee, dan batu (Jamarat).
Makkah, 11 Juni 2024 The Jurisprudence of Concessions and Its Impact on Facilitating the Hajj Ritual” adalah topik diskusi selama sesi utama kedua dari Symposium Grand Hajj ke-48. Sheikh Dr. Jibril bin Muhammad Al-Busaili, anggota dewan sarjana senior, memimpin pertemuan tersebut. Para peserta termasuk Sheikh Muhammad Anwar Iskandar, yang merupakan Presiden Umum Dewan Ulema Indonesia; Sheikh Asghar Ali, yang adalah Emir Asosiasi Ahl al-Hadith Pusat All-India; Dr. Sami Al-Suqair, yang juga merupakan anggota Dewan Ilmuwan Senior; dan Dr. Yusuf bin Saeed.
Sesi ini terutama berfokus pada konsep konsesi, juga dikenal sebagai "fasilitasi." Konsesi dapat mengambil berbagai bentuk di seluruh dunia. Ini termasuk hal-hal yang berkaitan dengan Ihram, seperti kemungkinan memasuki Ihram sebelum mencapai Miqat jika seseorang takut melewatkan kesempatan untuk melakukannya. Selain itu, ada pengecualian sehubungan dengan Tawaf dan Saee, seperti kemungkinan menggabungkan ritual batu (Jamarat) pada satu hari selama hari-hari terakhir Tashreeq bagi orang-orang yang tidak dapat mengunjungi Jamarat setiap hari.
Terdapat juga akomodasi untuk Saee. Anda dapat menugaskan orang lain untuk melakukan pembongkaran batu atas nama mereka, atau Anda dapat menyatukan tiga hari kerja yang berharga menjadi satu. Tepat sebelum Grand Hajj Symposium berakhir, Dr. Mohammed bin Saleh Al-Saqr, Penasihat Pengalaman Digital di Kementerian Hajj dan Umrah dan otoritas umum untuk urusan Masjid Agung dan Masjid Nabi, memberikan pidato. Dua masjid suci dan teknologi masa depan yang dibayangkan adalah topik utama diskusi. Selama upacara ini, mitra simposium juga diakui.